Sunday, December 30, 2012

Pendakian Bersama


Pesona Gn. Gede
   Gunung Gede merupakan salah satu gunung yang berada di Pulau Jawa yang berada di dalam ruang lingkup Taman Nasional Gede Pangrango (TNGP). Gunung ini berada di wilayah tiga kabupaten, yaitu Kabupaten Bogor, Cianjur, dan Sukabumi.
Peserta, panitia, dan senior dalam pendakian bersama ke Gunung Gede


Pada tanggal 3-4 November 2012 KAREMATA FEM IPB melaksanakan pendakian bersama dengan Civitas FEM ke Gunung Gede yang memiliki ketinggian 2.958m dpl dan untuk kali ini tema dari pendakian bersama adalah "Merangkul Alam dalam Hangatnya Kebersamaan". Jalur yang kami lewati adalah Gunung Putri yang berada di Kabupaten Bogor. Sebenarnya untuk naik ke kawasan puncak Gede Pangrango, pemerintah hanya memberikan izin melalui jalur Cibodas (Kabupaten Cianjur), Selabintana (Kabupaten Sukabumi), dan Gunung Putri (Kabupaten Bogor).


Kami sampai di Gunung Putri malam hari dan beristirahat mengumpulkan tenaga untuk esok hari. Pagi hari setelah semuanya sudah sarapan kami berangkat menuju puncak Gede. Setelah kurang lebih 6 jam perjalanan, kami sampai ke alun-alun Surya Kencana. Alun-alun tersebut berupa sebuah lapangan datar seluas 50 hektar dan luas pada ketinggian 2.750m dpl dan disebelah timur puncak Gede merupakan padang rumput serta padang edelweiss. Menurut cerita yang ada Surya Kencana adalah nama seorang putra Pangeran Aria Wiratanudatar yang mendirikan Kota Cianjur. Di tepat tersebut kami camp-in untuk istirahat dan mengumpulkan tenaga untuk esok pagi-pagi buta. Menjelang waktu subuh kami bangun dan bersiap-siap untuk ke puncak Gede. Kurang lebih satu jam, kami semua sampai di puncak Gede dan menikmati panorama berupa pemandangan matahari terbit, hamparan kota Cianjur-Sukabumi-Bogor,  atraksi geologi yang menarik sekitar kawah. Menurut sumber yang ada  puncak Gede terdapat tiga kawah yang masih aktif dalam satu kompleks, yaitu kawah Lanang, Ratu, dan Wadon. 

Menurut referensi, musim kunjungan terbaik untuk ke Gunung Gede adalah bulan Juni-September.


Cara pencapaian lokasi :
-Jakarta - Bogor - Cibodas dengan waktu sekitar 2,5 jam (± 100 km) menggunakan mobil
-- Bandung - Cipanas - Cibodas dengan waktu 2 jam (± 89 km)  
-- Bogor - Selabintana dengan waktu 2 jam (52 km)

Friday, December 21, 2012

RINJANI, Sebuah Surga

SPOT MANTAP RINJANI

        Hampir lebih dari 20 desa mengelilingi Gunung Rinjani dan tentunya ada banyak rute/trayek menuju pegunungan tapi jalan/pintu masuk utama melalui senaru di bagian utara serta sembalun lawang dibagian timur. Taman nasional Gunung Rinjani terletak pada zona transisi utama (Wallace) dimana flora dan fauna asia tanggara ini merupakan transisi dramatis yang bisa dikategorikan sebagai jenis dari Australia. Taman nasional ini sendiri kaya akan tumbuh-tumbuhan dan hewan meskipun semuanya bisa jadi sangat sulit untuk dilihat karena hamparan tanah lapang serta hutan hujan tropis. Terkadang anda bisa menjumpai Lutung di pagi hari, Kera abu yang berekor panjang, Rusa juga bisa anda jumpai karena rusa merupakan hewan penghuni Gunung Rinjani. Di punggung bukit anda juga bisa menjumpai kera abu yang berekar panjang. Jika kita sedang beruntung kita bisa menjumpai landak, musang dan kijang yang biasanya berpungsi sebagai alarm alam sekaligus penjaga yang mengisyaratkan ke hewan yang lain jika ada gangguan.
Berbagai jenis burung juga mendiami hutan di taman nasional ini yang paling terkenal dan juga menjadi icon di taman ini adalah Burung kakatua yang sangat sulit ditemukan di bagian barat pulau ini. Berbagai jenis hewan, serangga, burung, dan kera punya cara tersendiri untuk hidup bertahan terhadap serangan dari babi hutan. 















 
Jenis cemara kasuarina adalah ciri khas dilereng pegunungan yang ditutupi rumput. Anggrek juga merupakan bunga utama di wilayah padang rumput ini seperti halnya bunga abadi/edelweiss yang tumbuh di batang-batang pohon yang merupakan icon indah di taman ini. Dibawah ini disebutkan berbagai cerita yang diambil dari para penduduk desa ini yang merupakan kumpulan ceritera tradisional turun-temurun dari satu generasi ke generasi selanjutnya di dekat dusun Senaru ini:


Bunut Ngengkang

Ini adalah tempat persinggahan pertama untuk istirahat dimana jalan-jalan setapak dari senaru dan semokan bertemu. Ini adalah pohon beringin yang lebar di bagian bawahnya yang nampak seperti orang yang berdiri dengan kaki yang agak berjauhan/mengangkang untuk itulah dinamakan bunut ngengkang. Andongan tambing salah satu pintu masuk hutan dan juga merupakan camp pertama untuk pendakian rinjani. Diharapkan para pendaki lebih berhati-hati di lereng terjal ini


Peristirahatan Pos Dua Setengah Perjalanan ke Puncak

Ini adalah tempat persinggahan kedua untuk istirahat dan merupakan sebuah batu yang dinamakan” batu penyesalan”, tempat ini sebagai tanda dimana para pendaki merasa ada pergolakan batin apakah akan tetap melanjutkan pendakian atau kembali karena perjalanan masih jauh ke depan untuk mencapai tujuan yang akan dituju setelah lama berjalan. Biasanya makan waktu sekitar 2 jam berjalan kaki dari bunut ngengkang]

Gua
Ada tiga gua yang paling terkenal seperti: goa susu, goa paying, dan goa manik. Goa susu adalah tempat ideal untuk tempat meditasi. Orang-orang dengan fikiran kotor and jahat dengan sendirnya akan kesulitan memasuki goa ini yang mana goa ini punya jalan masuk yang sempit tetapi hanya orang-orang yang bersih saja yang dengan mudah bisa memasukinya. Didalan goa air menetes dari ujung batu yang nampak seperti putting susu, jadi orang bilang air di dalam goa rasanya sangat beda. Di dalam goa susu terasa panas and banyak asap yang nampak seperti asap dapur untuk itulah orang-orang menamakannya kukus atau rumah yang panas dan juga orang-orang kadang-kadang menyebutnya tempat untuk rentogent/sinar laser.

Pemandian Air Panas untuk pengobatan
Aik kalak artinya: air panas dan dipakai untuk menyembuhkan berbagai penyakit dan salah satunya adalah pengkereman jembangan yang artinya tempat mandi air panas untuk menguji kekuatan magisnya. Jika senjata menjadi lengket itu tandanya kualitas senjata tidak bagus dan tidak memiliki kekuatan magis. Tetapi jika senjata tetap tidak berubah/lengket itu tandanya kekuatan supranatural dan kekuatan akan terus bertambah. Bisa juga dengan mandi panas di tempat ini sebagai bahan obat dari santan kelapa. Setelah memasukkan sebotol santan kelapa di dalam air panas jika cairan jadi jernih berminyak bisa dijadikan minyak obat dimana minyak obat ini dipakai untuk hal-hal dengan tujuan bagus di namakan juga siu satunggal yang artinya diapakai untuk menyembuhkan seribu jenis penyakit


Kawah Danau Segara Anak
Danau segara anak sangat luas nampak seperti laut biru. Nama segara anak sendiri artinya anak laut. Danau ini  banyak menyimpan berbagai misteri dan kekuatan gaib. Orang akan merasa senang untuk tinggal berlama-lama di tempat ini karena banyaknya arwah-arwah yang misterius yang mendiami tempat di sekitar danau ini. Orang-orang setempat percaya jika danau nampak luas dari kejauhan itu tandanya mereka hidup lebih lama tetapi jika danau nampak sempit dari kejauhan itu tandanya mereka berumur pendek. Agar tidak pesimis dengan keyakinan ini ada baiknya orang-orang secepatnya membersihkan dirinya dengan mengeluarkan/memperlihatkan jiwa-jiwa yang tenang dan tetap menatap danau dengan senang. Di dalam area danau ini tidak boleh/dilarang melakukan hubungan seksual, marah atau berkata kotor dimana kita harus bersabar pada saat menghadapi masalah.


Local Strawberry
Jenis tanamanm ini tumbuh disepanjang jalan menuju rinjani, tanaman ini berduri seperti mawar dan buahnya berwarna merah aseperti strawwbery rasanya manis dan sediokit asam dan juga baik untuk di makan pada saat para pendaki merasa kelaparan atau kehausan.

Sisi Lain dari Indonesia

        Jawa Barat merupakan salah satu propinsi yang mempunyai bentang alam karst yang sangat menawan. Namun sayangnya, beberapa kawasan telah hancur akibat aktivitas manusia seperti penambangan kapur, penambangan fosfat dan bahkan pariwisata.
        Kawasan karst Padalarang dengan Gua Pawon yang dikenal karena peninggalan fosil manusia Bandung telah terusik oleh aktivitas penambangan yang sangat masif. Sementara, karst Cibinong telah dikeruk dua raksasa pabrik semen di Indonesia. Kemudian di satu bukit kecil yang masih tersisa di Ciampea juga sudah terjamah kerakusan manusia. Selain itu, kawasan di pesisir utara seperti Karst  Karawang juga sudah carut marut akibat dieksploitasi kapurnya.
         Inilah gambaran kawasan karst yang ada di Jawa Barat, gambaran kerusakan akibat aktivitas manusia yang telah secara berlebihan memanfaatkan karst. Namun, diantara kehancuran itu masih ada harapan di kawasan yang belum banyak terganggu seperti di Sukabumi Selatan, Tasikmalaya-Ciamis dan beberapa kawasan lain yang terlepas dari jangkauan manusia.

Gua-gua menawan
         Sebagian kawasan karst yang tersisa, masih tersimpan keindahan gua yang mengagumkan. Di seputaran Bogor, ada komplek gua wisata Gua Gudawang yang menyimpan keindahan sungai bawah tanah yang sangat berbahaya di musim hujan. Kemudian gua-gua vertikal yang tersimpan di Ciampea juga menawarkan potensi olah raga menantang yang menawan. Sementara di daerah Cibinong, diantara bopeng bentang alam karst masih tersimpan segelintir keindahan gua seperti Gua Garunggang, Gua Cikaray dan gua-gua vertikal lain yang tidak kalah menantang.
        Sementara di bagian selatan Sukabumi, keindahan Gua Buniayu sudah tidak diragukan lagi. Potensi wisata yang sudah dikelola disana sudah menjadi bagian tidak terpisahkan pengembangan wisata gua. Selain untuk wisata umum, Gua Buniayu juga menawarkan potensi wisata bagi orang-orang yang mempunyai nyali untuk menyusuri gua bersungai melalui mulut gua vertikal. Itulah potensi gua yang perlu dikembangkan agar mendapatkan manfaat ekonomi yang berkelanjutan.
      Gua-gua di Tasikmalaya dan Ciamis juga perlu dipoles selain potensi Green Canyon yang telah dikembangkan saat ini. Sementara di Pelabuhan Ratu, potensi wisata keanekaragaman hayati di Gua Lalay perlu sentuhan dan pengelolaan yang lebih profesional lagi.
Potensi gua-gua di Jawa Barat sungguh mengagumkan, begitu juga potensi keanekaragaman hayati yang ditemukan di dalamnya. Namun sayangnya, belum banyak yang menyadari betapa potensi keanekaragaman hayati di dalamnya sangat besar.

Merah jambu yang unik
         Gua-gua di Jawa Barat sangat berbeda jika dibandingkan dengan gua-gua yang ada di Jawa bagian lain. Kehidupan fauna guanya pun berbeda dengan adanya beberapa kelompok fauna yang tidak ditemukan di gua-gua di Jawa di bagian tengah dan timur.
        Ketika di pertengahan tahun 2004, saya menyusuri gua kecil di Cibinong dimana saya harus merayap dalam lorong kecil yang berlumpur. Ketika merayap, mata saya tertegun pada genangan air di antara lantai gua yang berlumpur. Dalam genangan tersebut, saya melihat ada dua ekor hewan yang bergerak kesana kemari. Hewan yang sangat menarik buat saya, karena saya belum pernah menemukan itu sebelumnya di gua-gua Jawa. Kemudian saya teringat ketika saya menemukan hewan yang sama di beberapa gua di Kalimantan Tengah.
     Hewan yang berwaran merah jambu ini, merupakan salah satu hewan gua yang sebelumnya pernah ditemukan di Kalimantan, Sumatra dan beberapa gua di Thailand dan Kamboja. Di Jawa, jenis ini belum pernah ditemukan, pada tahun 2006 jenis ini dikenal dengan nama Stenasellus javanicus. Jenis ini kemudian menjadi jenis yang pertama dari kelompok suku Stenasellidae (Isopoda) yang sangat khas hidup di kolam-kolam kecil di dalam gua.
      Tiga tahun kemudian, ketika saya berkesempatan keliling Jawa untuk mengungkap kehidupan gua di dalamnya, saya kembali terpesona dengan temuan yang sama di Gua Buniayu. Gua yang terletak di ketinggian sekitar 800 meter di atas permukaan laut ini semakin menambah kehausan saya akan berbagai keunikan hewan-hewan gua.
         Saya meyakini, jenis dari Gua Buniayu ini berbeda dengan yang saya temukan di Gua Cikaray, Cibinong. Mengingat, ketinggian gua di Cibinong hanya berkisar antara 100-150 meter diatas permukaan laut. Saya berasumsi, jenis yang konon mempunyai nenek moyang dari lautan ini telah ada lebih dulu di Sukabumi dibandingkan di Cibinong. Selain itu, umur batuan di Sukabumi yang lebih tua dibandingkan di Cibinong dapat diperkirakan ketika Sukabumi sudah menjadi daratan, Cibinong masih menjadi dasar lautan.
       Selama saya berkeliling Jawa, kelompok udang merah jambu ini tidak pernah saya temukan di gua-gua di bagian timur pulau Jawa. Jenis ini hanya ditemukan di Jawa Barat khususnya Sukabumi dan Cibinong. Dari sini saya beranggapan, komposisi hewan-hewan gua di Jawa bagian barat berbeda dengan Jawa bagian timur. Saya meyakini, sejarah geologi tanah Jawa berperan penting dengan fenomena ini. Beberapa penulis meyakini, secara geologi Jawa bagian barat berumur lebih tua diperkirakn Cretaceous dibandingkan bagian timur yang lebih muda.

Hewan berkaki delapan
        Selain hewan merah jambu, gua-gua di Jawa Barat juga dihuni oleh berbagai hewan berkaki delapan seperti laba-laba (Araneae), kalacuka (Uropygi) dan kalacemeti (Amblypygi). Salah satu kalacemeti yang pertama dikenal adalah Sarax javensis, yang pertama kali ditemukan tahun 1915 di daerah Bogor. Jenis ini kemudian ditemukan di gua-gua di daerah Sukabumi seperti Gua Siluman. Setelah itu, sekitar tahun 1928 jenis kalacemeti kedua ditemukan dari gua-gua di Cibinong yaitu Lulut dan Panumbangan Djampang. Jenis kalacemeti ini diberi nama Stygophrynus dammermani yang dideskripsi oleh C. F. Roewer  dan diterbitkan di salah satu jurnal Treubia.
       Kalacemeti Dammerman ditemukan di gua-gua di Banten, Jawa, Barat sampai Pulau Nusakambangan dan kawasan Menoreh di perbatasan Yogyakarta dan Jawa Tengah. Jenis ini khas dengan sepasang kaki paling depan yang telah termodifikasi menjadi sungut yang beruas-ruas. Sungut ini berguna untuk mengenali lingkungannya seperti untuk mendeteksi keberadaan mangsa atau bahkan untuk mengenal pasangangannya saat kawin.Kalacemeti sangat gemar memakan jangkrik yang banyak ditemukan di dalam gua.
     Selain kalacemeti, di gua-gua Jawa Barat juga banyak ditemukan kalacuka yang menyemburkan cairan yang berbau menyengat ketika mereka merasa tergganggu. Kalacuka merupakan kelompok kerabat dari kalacemeti mereka sama sama mempunyai sepasang kaki depan yang berubah jadi sungut. Kalacuka lebih banyak ditemukan di lantai gua, tinggal di bawah batuan berbeda dengan kalacemeti yang lebih senang hidup di dinding gua.
Selain itu, laba-laba pemburu dari marga Heteropoda juga banyak ditemukan di beberapa gua di Jawa Barat seperti yang ditemukan di Gua Buniayu. Laba-laba ini salah satu pemangsa yang sangat agresif. Meskipun tidak beracun, laba-laba ini sukup sakit kalau menggigit dan alat mulutnya sangat tajam untuk menyobek kulit kita. Betina laba-laba Heteropoda, meletakkan telurnya di bawah perutnya dalam kantong telur berwarna putih yang berukuran lebih besar dari perut atau bahkan badannya.
       Beberapa jenis laba-laba yang membuat sarang, juga ditemukan di ceruk-ceruk di dinding Gua Buniayu. Mereka menunggu mangsanya terperangkap dalam jaringnya nya kokoh. Sementara, laba-laba pemburu, Heteropoda, sedang membawa telur di dalam kantong telur yang berwarna putih tersimpan di bawah perutnya. Laba-laba pemburu ini sedang mencari mangsa seperti jangkrik yang terkadang berkeliaran di dinding gua.
Hewan-hewan lain seperti jangkrik, ngengat kecil, dan hewan berkaki enam lainnya juga menambah kekayaan keanekargaman hayati di gua-gua di Jawa Barat. Sementara, hewan berukuran mini yang sulit diamati dengan mata telanjang menghuni lantai gua yang dipenuhi oleh kotoron kelelawar (guano).
           Inilah sebagian kehiduapan hewan gua yang ditemukan di Jawa Barat, masih banyak hewan-hewan seperti kelelawar dan ikan gua yang masih bisa diceritakan yang tentu saja semakin menambah daya tarik kekayaan karst Jawa Barat.
Namun, sekelumit gambaran kekayaan hewan gua ini telah membuka wacana begitu kaya dan menariknya gua-gua di Jawa Barat. Selain itu, kondisi ancaman terhadap kelestarian gua-gua dan karst tentu saja memerlukan perhatian karena berimbas pada kelangsungan dan kelestarian hewan-hewan gua yang hidup di dalamnya.
        Untuk itu, sudah semestinya berbagai pihak dari pemegang kebijakan, akademisi, peneliti dan masyarakat luas untuk memberikan perhatian kepada kelestarian karst dan gua di Jawa Barat yang tentu saja akan memberikan keuntungan baik langsung maupun tidak bagi kesejahteraan masyarakat. Mari kita lindungi karst dan gua dari kerusakan.

Tanah Tertinggi di Pulau Jawa

Oro-Oro Ombo
 

Gunung Semeru memiliki ketinggian 3.676 Mdpl, merupakan gunung tertinggi di pulau Jawa, dan gunung berapi tertinggi nomor 3 di Indonesia setelah Gunung Kerinci (3.805 Mdpl) dan Gunung Rinjani (3.726 Mdpl).

Kalimati dengan Background Gn. Semeru
         Semeru hanya memilik satu jalur pendakian yaitu melalui Desa Ranupani, Lumajang. Untuk menuju Ranupani, dari arah Malang (Terminal Arjosari) pendaki bisa menggunakan angkutan umum jalur TA (Tumpang-Arjosari) dan turun di pasar Tumpang. di pasar Tumpang pendaki bisa menggunakan hartop atau jeep untuk menuju Desa Ranupani, tarif kendaraan ini adalah Rp 450.000 per jeep (September 2011), satu jeep bisa di isi 10 sampai 15 orang. Pendaki juga bisa menggunakan truk untuk ke Ranupani dengan tarif Rp 30.000 per orang, hanya saja truk menuju desa Ranupani berangkat dari Tumpang sekitar jam 5.00 sampai jam 7.00 pagi. 

Ranu Kumbolo 
     Akses Transportasi :
Malang [Terminal Arjosari] - Tumpang (angkutan umum Rp.5000)
Tumpang - Ranupani (jeep Rp 450.000/jeep, truk Rp 30.000/orang)
Perijinan Gunung Semeru:
Surat Kesehatan (Puskesmas Tumpang Rp 5.000)
Karcis Masuk TNBTS (Rp 2.500/orang)
Asuransi (Rp 2.000/orang)
Pos Ranu Pani
Surat Ijin Pendakian (Rp 5.000/kelompok)
Foto copy KTP


     Pendaki bisa mengurus Surat Ijin Pendakian di Balai Taman Nasional Bromo Tengger Semeru di dekat Pasar Tumpang, atau di Pos Perijinan di Desa Ranupani
Pendaki mulai berjalan kaki mulai dari Ranupani
Rute/ Jalur Pendakian Gunung Semeru :
-Ranupani - Ranu Kumbolo (4 jam)
-Ranu Kumbolo - Kalimati (3 jam)
-Kalimati - Arcopodo (1 jam)
-Arcopodo - Puncak Mahameru (5 jam)
Total jarak antara Ranupani - Puncak adalah sekitar 17 Km.. Tujuh belas kilometer yang sangat menakjubkan. sepanjang jarak itu pendaki akan disajikan pemandangan dan panorama alam yang luar biasa..

Pesona Danau Ranu Kumbolo 

Thursday, December 20, 2012

Organisasi Lembaga Struktural KAREMATA FEM IPB


Keluarga Ekonomi dan Manajemen Pecinta Alam berkedudukan di Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, disingkat menjadi KAREMATA FEM IPB. Merupakan sebuah organisasi yang berbentuk Badan Semi Otonom (BSO) yang merupakan salah satu kelembagaan di KM FEM IPB. KAREMATA diresmikan di Kampus Gunung Gede FEM IPB pada tanggal 1 Maret 2003.




    


   Visi dari organisasi KAREMATA 
                        adalah :
     Menjadikan wadah organisasi kepecintaalaman sebagai wujud pengembangan potensi diri KAREMATA untuk meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan hidup dan masyarakat.

Misi dari organisasi KAREMATA adalah:
1. Meningkatkan kualitas  
   potensi diri anggota 
   KAREMATA melalui pelatihan, 
   pengembangan ilmu 
   kepecintaalaman.
2. Menjalin dan membina 
   kerjasama berdasarkan asas 
   kekeluargaan dalam 
   pengembangan dan pengamalan 
   ilmu kepecintaalaman.
3. Menjaga hubungan harmonis 
   dengan masyarakat dan 
   lingkungan hidup.


          Tujuan KAREMATA FEM IPB adalah : 
Menjalin, membina, dan mengembangkan kerjasama dan kekompakan antar anggota KAREMATA terhadap lingkungan hidup pada khususnya, dan seluruh jajaran civitas akademika sebagai makhluk sosial yang berinteraksi dengan lingkungan. Yang berazaskan kepada :
   a. Tri Dharma Perguruan Tinggi yang mencakup pendidikan, penelitian, dan  
       pengabdian masyarakat.
   b. Kekeluargaan, kerjasama, dan kecintaan terhadap alam.